TUGAS AKHIR INDIVIDU
BAHASA INDONESIA KEAHLIAN
Tema: Ekonomi Bisnis
Judul:
SISI POSITIF DAN NEGATIF SISTEM MLM
(Multi Level Marketing)
Oleh:
RIQQA SOVIANA
NIM: 11220068
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM BISNIS SYARI’AH
KELAS HBS-B
SEMESTER PERTAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
MLM
atau singkatan dari Multi Level Marketing adalah bisnis yang cukup disukai oleh
banyak orang termasuk di negara kita, Indonesia. Banyak produk dari perusahaan
yang menggunakan sistem MLM sebagai cara untuk memasarkan produknya ke
konsumen. Tidak semua produk yang dipasarkan lewat sistem ini bisa sukses dan
diterima oleh masyarakat karena banyak faktor, seperti: produk, harga, distribusi
dan promosi yang menentukan keberhasilan suatu produk dan sistem, seperti di Negara
Malaysia, Singapura, dan Amerika yang menolak adanya sistem tersebut.
MLM
biasanya membuat anggotanya untuk mencari anggota lain dengan imbalan tertentu
secara berjenjang. Orang yang mendapatkan banyak anggota dan rajin membeli
barang akan mendapat keuntungan yang berlipat ganda dari pada anggota/member
yang hanya membeli saja tanpa mencari anggota/bawahan. Dengan mendapatkan
banyak anggota serta menularkan kemampuan mencari member kepada bawahannya,
maka dipastikan orang itu akan sukses menjalani MLM dan mendapatkan berbagai
bonus yang telah dijanjikan perusahaan bagi anggota-anggota dengan kriteria
tertentu.
Namun, tidak
sedikit juga kerugian dan kegagalan yang dialami oleh para konsumen dari
beberapa MLM atau pemasaran berjenjang, sehingga muncul berbagai aksi negatif
sebagai bentuk protes atas kegagalan yang dideritanya, seperti cemoohan dan
pembabibutaan seolah bisnis MLM merupakan sesuatu yang menakutkan dan harus
dihindari serta akan menjadi bencana bagi orang banyak. Fenomena tersebut,
tentu saja memicu beberapa pihak untuk turut serta angkat suara, baik dari
pihak yang mendukung aksi tersebut maupun yang menolak anggapan negatif
terhadap MLM.
Dalam makalah
ini, penulis akan mencoba menguraikan beberapa hal tentang apa itu MLM,
bagaimana sistemnya yang selama ini dijadikan landasan untuk menunjang kemajuan
MLM, termasuk membahas MLM dilihat dari berbagai sisi, dan bagaimana kiat-kiat
sukses dalam menjalani bisnis MLM tersebut sehubungan dengan banyaknya peminat
yang bergabung di dalamnya yang bertujuan untuk memperoleh manfaat
sebanyak-banyaknya dari bisnis MLM tersebut.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah pengertian dari Multi Level
Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?
2.
Bagaimanakah sistem Multi Level
Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang tersebut?
3.
Apa saja sisi positif dan negatif dari
sistem Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?
4.
Bagaimana kiat-kiat untuk menjalankan
bisnis Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?
III.
TUJUAN
PENULISAN
Penulisan ini
ditujukan untuk semua kalangan, khususnya yang bergerak di bidang MLM, yang
bertujuan untuk menambah wawasan tentang MLM dan mendalaminya dengan baik,
supaya tidak terjadi ketimpangan pemahaman yang disebabkan karena memandang MLM
dari sebelah sisi, serta mengajak para peminat bisnis MLM untuk senantiasa
bergerak di dalamnya dengan jujur tanpa mental MLM yang berlebihan yang
tentunya berakibat buruk bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
MLM
Definisi
Multi Level Marketing (MLM) secara umum adalah model pemasaran yang menggunakan
mata rantai Up Line-Down Line dengan memotong jalur distribusi. Sederhananya,
MLM yang kita sebut dengan pemasaran berjenjang merupakan sistem penjualan yang
memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Contohnya
seperti produk-produk China, yaitu: Tienshi, CNI, K-Link, dan lain-lain.
Seringkali
ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang dan permainan uang.
Pada hakikatnya, pemasaran berjenjang adalah sistem pendistribusian atau
penyaluran barang, yang mana distributor mendapat bonus sesuai keuntungan
penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sedangkan pada permainan
uang, tidak tergantung konsumen dan produksi, tetapi tergantung pemasaran, jadi
bukan dari omzet penjualan layaknya pemasaran berjenjang.
Masalah
di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi apabila sistem komisi menjurus
pada permainan uang yang cenderung menggunakan skema piramida, yakni orang yang
terakhir bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Hal itu terjadi
karena konsumen di tingkat tertinggi mendapatkan harga termurah bahkan
mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan
konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena
mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan
tidak sesuai dengan usaha yang telah diakukan, sehingga konsumen tersebut terangsang
untuk mencari konsumen baru agar bisa menutupi kerugian yang ditanggungnya.
Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia
sistem pemasaran berjenjang menjanjikan sesuatu berlebih yang tidak mungkin
bisa dicapai konsumen. Misalnya, jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang
jaringan yang setiap jenjangnya harus berisi 10 anggota, maka ia akan
mendapatkan bonus Rp 10 Miliar. Sepintas, hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika
konsumen menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 1010
bawahan atau sepuluh pangkat sepuluh, yaitu sejumlah 10 miliar anggota baru (populasi
manusia saat ini 7 miliar).
B.
Sistem
MLM
Pada umumnya, sistem bisnis MLM
dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai
konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM.
Adapun rinciannya, sebagai berikut:
1.
Mula-mula,
pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara
mengharuskan calon konsumen membeli produk perusahaan dengan harga tertentu.
2.
Dengan
membeli produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir
keanggotaan dari perusahaan.
3.
Setelah
menjadi member, maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan
cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir
keanggotaan.
4.
Para
member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara
seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir
keanggotaan.
5.
Jika
member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus
dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak
pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya
member yang sekaligus menjadi konsumen produk perusahaan.
6.
Dengan
adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen produk perusahaan, maka
member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu
mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan merasa
diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.
Ada
pula sistem pemasaran berjenjang yang baru berkembang dewasa ini, yaitu pulsa
telepon seluler. Bisnis ini terkenal dengan murah meriahnya, sebab tidak ada
bonus perekrutan karena bebas biaya bergabung, bonus hanya diperoleh dengan
adanya pemesanan berulang, harga produk pun lebih murah atau hampir sama dengan
harga pasar, dan komisi tiap transaksi yang dilakukan relatif kecil.
Selisih
antara biaya produksi dan harga jual yang tinggi itulah yang akan dibagikan ke
perusahaan dan para anggota MLM demi memperkaya mereka agar janji bisa kaya
dengan jualan produk MLM bukan isapan jempol belaka. Jika harga produk murah dan
tidak jauh dari biaya produksi maka keuntungannya sangat sedikit yang dibagikan
ke anggota MLM, sehingga mereka tidak akan pernah menjadi kaya hanya dengan
menjual sedikit produk. Itulah mengapa anggota MLM yang hanya menjual produk
tidak terlalu banyak bisa diperkaya oleh perusahaan. Syarat agar anggota bisa
lebih kaya adalah dengan mengajak orang lain menjual produk tersebut, itulah
sebabnya anggota MLM berlomba-lomba mencari downline dan menjadi upline yang
baik.
C.
Sisi
Positif dan Negatif MLM
Dalam
memandang nilai suatu perusahaan, tidak boleh tidak melihat pada kedua sisi. Di
sini ada dua sisi Multi Level Marketing yang perlu diketahui, yaitu: sisi
positif dan sisi negatif. Adapun sisi positifnya, sebagai berikut:
1.
Modal
Bisnis yang relatif murah
Bagi orang yang ingin mempunyai
penghasilan dari usaha bisnis, namun tidak memiki dana yang cukup untuk
menjalankannya, maka bisnis MLM bisa dijadikan pilihan, karena modalnya relatif
murah dibandingkan dengan bisnis yang lain.
2.
Risiko
yang kecil
Karena biaya untuk memulai relatif
kecil, maka risiko yang ditimbulkan oleh ketidakberhasilan dalam bisnis ini
akan relatif kecil juga.
3.
Potensi
untuk berpenghasilan tinggi cukup besar
Dalam bisnis MLM biasanya ada
berupa reward bagi member yang
berhasil meraih level tertentu. Sehingga, apabila seorang member itu unggul
dalam bidang promosi dan marketing, maka ia akan mudah mendapatkan banyak orderan
dan jaringan.
4.
Bisa
dijalankan sebagai usaha sampingan
Bagi orang yang ingin berbisnis,
namun tidak mempunyai cukup waktu untuk menjalankan bisnisnya karena sibuk
dengan rutinitas kerja, maka bisnis MLM bisa dijadikan pilihan , karena
biasanya tidak terlalu menyita waktu.
Sedangkan
sisi negatifnya, sebagai berikut:
1.
Sistem Yang
Lebih Menghasilkan Disukai
Seseorang yang sudah mental MLM
terkadang hanya memikirkan keuntungan yang didapat saja tanpa memperhatikan
kualitas produk yang dipasarkannya. Jika produk yang dipasarkannya hanya
memberikan sistem dengan keuntungan yang minim, maka ia akan beralih ke produk
lain dengan sistem pendapatan yang lebih besar walaupun kualitasnya lebih
buruk. Sebaiknya jangan hanya tertarik pada apa yang diberikan sistem MLM
kepada anda, tetapi kegunaan dan kunggulan produk mlm agar dapat bertahan di
masa depan.
2.
Harga Produk
Lebih Mahal
Sistem mlm perusahaan dalam
memasarkan produk terkadang terlalu memberikan iming-iming uang, bonus,
insentif, dan lain sebagainya yang sangat besar. Sistem MLM bertingkat dengan
pembagian keuntungan berjenjang membutuhkan marjin keuntungan yang besar dari
penjualan setiap produk.
3.
Kehilangan
Devisa Negara
Umumnya, produk MLM adalah produk
luar negeri, seperti jamu, makanan, minuman dan lain sebagainya. Jelas uang
yang kita belanjakan sebagian ada yang lari ke luar negeri dan memberi efek
yang buruk terhadap perekonomian Indonesia karena produk nasional jadi kurang
laku dan omset berkurang.
4.
Bisa
Mengganggu Orang Lain
Orang yang tidak suka dan mengerti
pada bisnis MLM umumnya akan diajak untuk masuk bergabung menjadi anggota
dengan berbagai cara oleh seseorang baik yang dikenal dekat maupun tidak
dikenal. Karena produk yang ditawarkan tidak umum dan hanya dijual melalui sistem
MLM, maka orang yang diajak biasanya percaya saja pada info produk yang
diberikan. Ditambah dengan iming-iming keuntungan berlipat ganda dan bisa
menjadi orang kaya dengan cepat, hal itu terkadang cukup mengganggu dan membuat
bingung orang yang diajak.
5.
Pemenang Dapat
Kembali ke Level Bawah
Orang yang telah berhasil mencapai
tingkatan tertinggi dapat tumbang jika anggota di bawahnya mulai menggunakan
produk lain, bergabung dengan sistem MLM lain, dll. Bahkan tidak menutup
kemungkinan untuk tdak mendapatkan apa-apa lagi ketika sudah tidak ada bawahan
yang menggunakan produk itu lagi. Sebaiknya kemungkinan ini di perhitungkan
jika berbisnis di MLM produk yang perkembangan ke depannya akan kurang disukai
karena kualitas yang buruk akibat hanya mengejar besar keuntungan saja.
6.
Mental MLM
Jangan Berlebihan
Orang yang masuk ke dalam
angan-angan bisnis MLM terkadang lupa kalau suatu saat semua bisa hilang.
Seseorang bisa lupa daratan dan mendedikasikan dirinya hanya pada MLM dan
meninggalkan pekerjaan yang dijalaninya. Mudah terpancing ketika ada tawaran
MLM baru yang lebih baik dan selalu berupaya menjadi member yang pertama masuk
agar lebih gampang menarik anggota baru.
7.
Waspada
Informasi Produk Yang Tidak Jujur
Terkadang produk yang buruk pun
akan dibilang bagus. Produk yang mahal dibilang murah. Produk yang manfaatnya
sedikit digembar-gemborkan agar kelihatan banyak manfaatnya, dan lain-lain. Apabila
diteliti dan ditelusuri lagi, manfaat yang didapat mungkin tidak begitu besar
dari yang ditawarkan atau ada produk lain yang lebih murah dengan manfaat yang
jauh tidak berbeda. Produk dibuat sedemikian rupa sehingga konsumen menganggap
produk tersebut ekslusif dengan tidak ada produk sama di pasaran. Sebaiknya
pemain mlm memberikan info produk yang sebenar-benarnya agar tidak merugikan
orang lain.
8.
Korban MLM
Produk Buruk Membayar Lebih Tinggi Dari Nilai
Yang menjadi korban adalah orang
yang menjadi anggota atau konsumen produk yang dipasarkan melalui sistem MLM
(Multi Level Marketing) yang tidak mendapat anggota bawahan, tidak punya
kemampuan mencari anggota bawahan dan yang hanya sebagai konsumen akhir. Semua
membayar jauh lebih tinggi dari seharusnya untuk membayar orang yang
mengajaknya serta atasan-atasannya.
9.
Permainan Uang
/ Money Game
Skema
Piramida Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian
dalam masyarakat tentu akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab untuk menjual produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun
memberikan insentif yang tinggi kepada pada anggota sistem MLMnya.
Kedua sisi tersebut, harus dipahami dengan seimbang,
tidak boleh hanya mengagungkan positifnya saja atau terlalu memojokkan
perusahaan dengan sisi negatif yang bertubi-tubi. Karena dengan kedua sisi
tersebut, bisa lebih membuka mata, hati, dan pikiran pebisnis dalam memulai,
mengembangkan, dan meraih kesuksesan bisnis.
D.
Kiat
Sukses Bisnis MLM
Setiap
orang, siapapun itu, baik mereka yang telah sukses terlebih dahulu maupun yang
masih menyusul, tentu menginginkan kesuksesan yang melimpah ruah apabila
berhadapan dengan dunia bisnis, dengan kata lain, tidak seorangpun yang menginginkan
kebangkrutan menyentuh hidup mereka. Karena sudah menjadi fitrah manusialah
sifat selalu merasa kurang. Di bawah ini, penulis akan memaparkan kiat-kiat
sukses dalam berbisnis Multi Level Marketing agar tidak salah melangkah, di
antaranya:
1.
Perusahaan MLM yang dipilih sebaiknya
yang tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia).
APLI adalah sebuah asosiasi yang
mewadahi berbagai perusahaan MLM. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI
harus memenuhi sejumlah persyaratan dan mendapat sertifikasi. Mereka yang yang
menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi
syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena itulah, lewat APLI, kita
juga bisa mengenali perusahaan yang MLM dan yang bukan MLM. Karena saat ini
juga ada perusahaan yang bukan MLM, tetapi mengidentitaskan diri sebagai MLM
untuk menarik dana dari masyarakat.
2.
Bila ingin memiliki pelanggan tetap,
maka pilihlah perusahaan yang tidak hanya menawarkan barang dan jasa yang
seragam, tetapi pilihlah yang memiliki aneka ragam barang dan jasa untuk
ditawarkan; dan yang terpenting, memiliki jaminan atas kualitas barang dan jasa
yang dijualnya agar bisa ditukar apabila tidak sesuai dengan kualitas yang
sebenarnya.
3.
Pilihlah perusahaan yang para
distributornya memiliki sistem keberhasilan untuk bisa sukses, di mana sistem
tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang
menjadi berhasil. Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh
orang dari berbagai macam latar belakang, usia, pekerjaan, pendidikan, jenis
kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Sistem
yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha, seperti buku-buku
kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta
pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri. Jika ada perusahaan MLM yang menawarkan
janji manis hasil besar tanpa harus kerja keras, sebaiknya ditinggalkan saja.
4.
Menguasai segala hal tentang bisnis
Ada banyak cara untuk mengatasi
ketidaktahuan menuju penguasaan akan sesuatu. Zaman sudah modern, informasi
bisa didapat dari manapun dan kapanpun. Bisa dengan buku, seperti buku Bussiness School karangan Robert T.
Kiyosaki, atau buku-buku rujukan yang sering digunakan mahasiswa Harvard Bussiness School, bisa juga dari
internet, media-media, dan sebagainya.
5.
Bertumbuh dan berkembang
Ada lima hal yang harus ditumbuh kembangkan
dalam diri pebisnis MLM, di antaranya:
a. Kembangkan
Komunikasi
Ini menggambarkan seberapa baik seseorang
dalam memotivasi downline.
b. Kembangkan
sikap
Ini menggambarkan bagaimana seseorang
menghargai, peduli dan perhatian kepada downline.
c. Kembangkan
hubungan
Ini menggambarkan seberapa dekat
hubungan Anda dengan downline.
d. Tumbuhkan
komitmen
Ini menggambarkan seberapa besar
waktu yang seseorang berikan kepada downline.
e. Tumbuhkan
kepemimpinan
Ini menggambarkan seberapa baik
diri seseorang menjadi teladan, panutan, memahami, mengerti, dan mempengaruhi
downline.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
seluruh penjabaran bab di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis Multi
Level Marketing (MLM) merupakan model pemasaran modern, yang banyak diminati
oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan pejabat, penuntut ilmu, bahkan
kalangan orang awam. Sehingga, pengamalannya pun berbeda-beda dalam meraih
kesuksesan bisnis tersebut. Ada yang langsung percaya dengan iming-iming finansial,
ada pula yang masih mempertimbangkannya matang-matang supaya tidak mudah
terjerumus ke dalam tipuan yang menyebabkan kebangkrutan dan mencoreng sejarah
hidup.
Penting
diketahui bahwa bisnis apapun, dengan model apapun, sistem apapun, dan dari nagara
manapun, selalu ada sisi positif dan negatifnya. Seringkali mereka yang
merupakan produk gagal dari suatu MLM tidak melirik sedikitpun hal-hal positif
perusahaan seakan perusahaan itu hanya dipenuhi anomali tanpa hal positif
sedikitpun. Padahal, tidak semua kerugian yang dialami konsumen berasal dari
perusahaan, karena bisa saja adanya kesalahan strategi dari konsumen dalam
menjaring anggota dan memperjualbelikan produk perusahaan. Maka, disinilah
tuntutan menguasai strategi bisnis itu berperan.
B.
Saran
Kunci
kesuksesan bisnis MLM adalah konsisten, karena bisnis MLM dibangun dengan
jaringan, dan jaringan itu hanya akan terbangun jika terus-menerus dibentuk.
Jika ditinggalkan di tengah jalan, kemungkinan besar harus memulainya dari awal
untuk membangunnya kembali.
Dengan
demikian, penulis berharap, penjelasan di atas dapat dijadikan acuan bagi
siapapun yang berminat untuk menjadikan bisnis MLM sebagai salah satu sarana
untuk mencari penghasilan tambahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar