Kamis, 16 Februari 2012

end of the semester assignment



TUGAS AKHIR INDIVIDU
BAHASA INDONESIA KEAHLIAN
Tema: Ekonomi Bisnis


Judul:
SISI POSITIF DAN NEGATIF SISTEM MLM
(Multi Level Marketing)





 









Oleh:
RIQQA SOVIANA
NIM: 11220068

FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM BISNIS SYARI’AH
KELAS HBS-B
SEMESTER PERTAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN
I.         LATAR BELAKANG
MLM atau singkatan dari Multi Level Marketing adalah bisnis yang cukup disukai oleh banyak orang termasuk di negara kita, Indonesia. Banyak produk dari perusahaan yang menggunakan sistem MLM sebagai cara untuk memasarkan produknya ke konsumen. Tidak semua produk yang dipasarkan lewat sistem ini bisa sukses dan diterima oleh masyarakat karena banyak faktor, seperti: produk, harga, distribusi dan promosi yang menentukan keberhasilan suatu produk dan sistem, seperti di Negara Malaysia, Singapura, dan Amerika yang menolak adanya sistem tersebut.
MLM biasanya membuat anggotanya untuk mencari anggota lain dengan imbalan tertentu secara berjenjang. Orang yang mendapatkan banyak anggota dan rajin membeli barang akan mendapat keuntungan yang berlipat ganda dari pada anggota/member yang hanya membeli saja tanpa mencari anggota/bawahan. Dengan mendapatkan banyak anggota serta menularkan kemampuan mencari member kepada bawahannya, maka dipastikan orang itu akan sukses menjalani MLM dan mendapatkan berbagai bonus yang telah dijanjikan perusahaan bagi anggota-anggota dengan kriteria tertentu.
Namun, tidak sedikit juga kerugian dan kegagalan yang dialami oleh para konsumen dari beberapa MLM atau pemasaran berjenjang, sehingga muncul berbagai aksi negatif sebagai bentuk protes atas kegagalan yang dideritanya, seperti cemoohan dan pembabibutaan seolah bisnis MLM merupakan sesuatu yang menakutkan dan harus dihindari serta akan menjadi bencana bagi orang banyak. Fenomena tersebut, tentu saja memicu beberapa pihak untuk turut serta angkat suara, baik dari pihak yang mendukung aksi tersebut maupun yang menolak anggapan negatif terhadap MLM.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menguraikan beberapa hal tentang apa itu MLM, bagaimana sistemnya yang selama ini dijadikan landasan untuk menunjang kemajuan MLM, termasuk membahas MLM dilihat dari berbagai sisi, dan bagaimana kiat-kiat sukses dalam menjalani bisnis MLM tersebut sehubungan dengan banyaknya peminat yang bergabung di dalamnya yang bertujuan untuk memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya dari bisnis MLM tersebut.



II.         RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian dari Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?
2.      Bagaimanakah sistem Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang tersebut?
3.      Apa saja sisi positif dan negatif dari sistem Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?
4.      Bagaimana kiat-kiat untuk menjalankan bisnis Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang?

III.         TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini ditujukan untuk semua kalangan, khususnya yang bergerak di bidang MLM, yang bertujuan untuk menambah wawasan tentang MLM dan mendalaminya dengan baik, supaya tidak terjadi ketimpangan pemahaman yang disebabkan karena memandang MLM dari sebelah sisi, serta mengajak para peminat bisnis MLM untuk senantiasa bergerak di dalamnya dengan jujur tanpa mental MLM yang berlebihan yang tentunya berakibat buruk bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian MLM
Definisi Multi Level Marketing (MLM) secara umum adalah model pemasaran yang menggunakan mata rantai Up Line-Down Line dengan memotong jalur distribusi. Sederhananya, MLM yang kita sebut dengan pemasaran berjenjang merupakan sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Contohnya seperti produk-produk China, yaitu: Tienshi, CNI,          K-Link, dan lain-lain.
Seringkali ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang dan permainan uang. Pada hakikatnya, pemasaran berjenjang adalah sistem pendistribusian atau penyaluran barang, yang mana distributor mendapat bonus sesuai keuntungan penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sedangkan pada permainan uang, tidak tergantung konsumen dan produksi, tetapi tergantung pemasaran, jadi bukan dari omzet penjualan layaknya pemasaran berjenjang.
Masalah di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi apabila sistem komisi menjurus pada permainan uang yang cenderung menggunakan skema piramida, yakni orang yang terakhir bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Hal itu terjadi karena konsumen di tingkat tertinggi mendapatkan harga termurah bahkan mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak sesuai dengan usaha yang telah diakukan, sehingga konsumen tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar bisa menutupi kerugian yang ditanggungnya.
Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia sistem pemasaran berjenjang menjanjikan sesuatu berlebih yang tidak mungkin bisa dicapai konsumen. Misalnya, jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang jaringan yang setiap jenjangnya harus berisi 10 anggota, maka ia akan mendapatkan bonus Rp 10 Miliar. Sepintas, hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika konsumen menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 1010 bawahan atau sepuluh pangkat sepuluh, yaitu sejumlah 10 miliar anggota baru (populasi manusia saat ini 7 miliar).

B.     Sistem MLM
Pada umumnya, sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun rinciannya, sebagai berikut:
1.         Mula-mula, pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli produk perusahaan dengan harga tertentu.
2.         Dengan membeli produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan dari perusahaan.
3.         Setelah menjadi member, maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
4.         Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
5.         Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus menjadi konsumen produk perusahaan.
6.         Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.

Ada pula sistem pemasaran berjenjang yang baru berkembang dewasa ini, yaitu pulsa telepon seluler. Bisnis ini terkenal dengan murah meriahnya, sebab tidak ada bonus perekrutan karena bebas biaya bergabung, bonus hanya diperoleh dengan adanya pemesanan berulang, harga produk pun lebih murah atau hampir sama dengan harga pasar, dan komisi tiap transaksi yang dilakukan relatif kecil.
Selisih antara biaya produksi dan harga jual yang tinggi itulah yang akan dibagikan ke perusahaan dan para anggota MLM demi memperkaya mereka agar janji bisa kaya dengan jualan produk MLM bukan isapan jempol belaka. Jika harga produk murah dan tidak jauh dari biaya produksi maka keuntungannya sangat sedikit yang dibagikan ke anggota MLM, sehingga mereka tidak akan pernah menjadi kaya hanya dengan menjual sedikit produk. Itulah mengapa anggota MLM yang hanya menjual produk tidak terlalu banyak bisa diperkaya oleh perusahaan. Syarat agar anggota bisa lebih kaya adalah dengan mengajak orang lain menjual produk tersebut, itulah sebabnya anggota MLM berlomba-lomba mencari downline dan menjadi upline yang baik.

C.    Sisi Positif dan Negatif MLM
Dalam memandang nilai suatu perusahaan, tidak boleh tidak melihat pada kedua sisi. Di sini ada dua sisi Multi Level Marketing yang perlu diketahui, yaitu: sisi positif dan sisi negatif. Adapun sisi positifnya, sebagai berikut:
1.         Modal Bisnis yang relatif murah
Bagi orang yang ingin mempunyai penghasilan dari usaha bisnis, namun tidak memiki dana yang cukup untuk menjalankannya, maka bisnis MLM bisa dijadikan pilihan, karena modalnya relatif murah dibandingkan dengan bisnis yang lain.
2.         Risiko yang kecil
Karena biaya untuk memulai relatif kecil, maka risiko yang ditimbulkan oleh ketidakberhasilan dalam bisnis ini akan relatif kecil juga.
3.         Potensi untuk berpenghasilan tinggi cukup besar
Dalam bisnis MLM biasanya ada berupa reward bagi member yang berhasil meraih level tertentu. Sehingga, apabila seorang member itu unggul dalam bidang promosi dan marketing, maka ia akan mudah mendapatkan banyak orderan dan jaringan.
4.         Bisa dijalankan sebagai usaha sampingan
Bagi orang yang ingin berbisnis, namun tidak mempunyai cukup waktu untuk menjalankan bisnisnya karena sibuk dengan rutinitas kerja, maka bisnis MLM bisa dijadikan pilihan , karena biasanya tidak terlalu menyita waktu.

Sedangkan sisi negatifnya, sebagai berikut:
1.         Sistem Yang Lebih Menghasilkan Disukai
Seseorang yang sudah mental MLM terkadang hanya memikirkan keuntungan yang didapat saja tanpa memperhatikan kualitas produk yang dipasarkannya. Jika produk yang dipasarkannya hanya memberikan sistem dengan keuntungan yang minim, maka ia akan beralih ke produk lain dengan sistem pendapatan yang lebih besar walaupun kualitasnya lebih buruk. Sebaiknya jangan hanya tertarik pada apa yang diberikan sistem MLM kepada anda, tetapi kegunaan dan kunggulan produk mlm agar dapat bertahan di masa depan.
2.         Harga Produk Lebih Mahal
Sistem mlm perusahaan dalam memasarkan produk terkadang terlalu memberikan iming-iming uang, bonus, insentif, dan lain sebagainya yang sangat besar. Sistem MLM bertingkat dengan pembagian keuntungan berjenjang membutuhkan marjin keuntungan yang besar dari penjualan setiap produk.
3.         Kehilangan Devisa Negara
Umumnya, produk MLM adalah produk luar negeri, seperti jamu, makanan, minuman dan lain sebagainya. Jelas uang yang kita belanjakan sebagian ada yang lari ke luar negeri dan memberi efek yang buruk terhadap perekonomian Indonesia karena produk nasional jadi kurang laku dan omset berkurang.
4.         Bisa Mengganggu Orang Lain
Orang yang tidak suka dan mengerti pada bisnis MLM umumnya akan diajak untuk masuk bergabung menjadi anggota dengan berbagai cara oleh seseorang baik yang dikenal dekat maupun tidak dikenal. Karena produk yang ditawarkan tidak umum dan hanya dijual melalui sistem MLM, maka orang yang diajak biasanya percaya saja pada info produk yang diberikan. Ditambah dengan iming-iming keuntungan berlipat ganda dan bisa menjadi orang kaya dengan cepat, hal itu terkadang cukup mengganggu dan membuat bingung orang yang diajak.
5.         Pemenang Dapat Kembali ke Level Bawah
Orang yang telah berhasil mencapai tingkatan tertinggi dapat tumbang jika anggota di bawahnya mulai menggunakan produk lain, bergabung dengan sistem MLM lain, dll. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk tdak mendapatkan apa-apa lagi ketika sudah tidak ada bawahan yang menggunakan produk itu lagi. Sebaiknya kemungkinan ini di perhitungkan jika berbisnis di MLM produk yang perkembangan ke depannya akan kurang disukai karena kualitas yang buruk akibat hanya mengejar besar keuntungan saja.




6.         Mental MLM Jangan Berlebihan
Orang yang masuk ke dalam angan-angan bisnis MLM terkadang lupa kalau suatu saat semua bisa hilang. Seseorang bisa lupa daratan dan mendedikasikan dirinya hanya pada MLM dan meninggalkan pekerjaan yang dijalaninya. Mudah terpancing ketika ada tawaran MLM baru yang lebih baik dan selalu berupaya menjadi member yang pertama masuk agar lebih gampang menarik anggota baru.
7.         Waspada Informasi Produk Yang Tidak Jujur
Terkadang produk yang buruk pun akan dibilang bagus. Produk yang mahal dibilang murah. Produk yang manfaatnya sedikit digembar-gemborkan agar kelihatan banyak manfaatnya, dan lain-lain. Apabila diteliti dan ditelusuri lagi, manfaat yang didapat mungkin tidak begitu besar dari yang ditawarkan atau ada produk lain yang lebih murah dengan manfaat yang jauh tidak berbeda. Produk dibuat sedemikian rupa sehingga konsumen menganggap produk tersebut ekslusif dengan tidak ada produk sama di pasaran. Sebaiknya pemain mlm memberikan info produk yang sebenar-benarnya agar tidak merugikan orang lain.
8.         Korban MLM Produk Buruk Membayar Lebih Tinggi Dari Nilai
Yang menjadi korban adalah orang yang menjadi anggota atau konsumen produk yang dipasarkan melalui sistem MLM (Multi Level Marketing) yang tidak mendapat anggota bawahan, tidak punya kemampuan mencari anggota bawahan dan yang hanya sebagai konsumen akhir. Semua membayar jauh lebih tinggi dari seharusnya untuk membayar orang yang mengajaknya serta atasan-atasannya.
9.         Permainan Uang / Money Game
Skema Piramida Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat tentu akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan insentif yang tinggi kepada pada anggota sistem MLMnya.

Kedua sisi tersebut, harus dipahami dengan seimbang, tidak boleh hanya mengagungkan positifnya saja atau terlalu memojokkan perusahaan dengan sisi negatif yang bertubi-tubi. Karena dengan kedua sisi tersebut, bisa lebih membuka mata, hati, dan pikiran pebisnis dalam memulai, mengembangkan, dan meraih kesuksesan bisnis.


D.    Kiat Sukses Bisnis MLM
Setiap orang, siapapun itu, baik mereka yang telah sukses terlebih dahulu maupun yang masih menyusul, tentu menginginkan kesuksesan yang melimpah ruah apabila berhadapan dengan dunia bisnis, dengan kata lain, tidak seorangpun yang menginginkan kebangkrutan menyentuh hidup mereka. Karena sudah menjadi fitrah manusialah sifat selalu merasa kurang. Di bawah ini, penulis akan memaparkan kiat-kiat sukses dalam berbisnis Multi Level Marketing agar tidak salah melangkah, di antaranya:
1.         Perusahaan MLM yang dipilih sebaiknya yang tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia).
APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai perusahaan MLM. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan dan mendapat sertifikasi. Mereka yang yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena itulah, lewat APLI, kita juga bisa mengenali perusahaan yang MLM dan yang bukan MLM. Karena saat ini juga ada perusahaan yang bukan MLM, tetapi mengidentitaskan diri sebagai MLM untuk menarik dana dari masyarakat.
2.         Bila ingin memiliki pelanggan tetap, maka pilihlah perusahaan yang tidak hanya menawarkan barang dan jasa yang seragam, tetapi pilihlah yang memiliki aneka ragam barang dan jasa untuk ditawarkan; dan yang terpenting, memiliki jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya agar bisa ditukar apabila tidak sesuai dengan kualitas yang sebenarnya.
3.         Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki sistem keberhasilan untuk bisa sukses, di mana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang, usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Sistem yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha, seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri. Jika ada perusahaan MLM yang menawarkan janji manis hasil besar tanpa harus kerja keras, sebaiknya ditinggalkan saja.

4.         Menguasai segala hal tentang bisnis
Ada banyak cara untuk mengatasi ketidaktahuan menuju penguasaan akan sesuatu. Zaman sudah modern, informasi bisa didapat dari manapun dan kapanpun. Bisa dengan buku, seperti buku Bussiness School karangan Robert T. Kiyosaki, atau buku-buku rujukan yang sering digunakan mahasiswa Harvard Bussiness School, bisa juga dari internet, media-media, dan sebagainya.
5.         Bertumbuh dan berkembang
Ada lima hal yang harus ditumbuh kembangkan dalam diri pebisnis MLM, di antaranya:
a.       Kembangkan Komunikasi
Ini menggambarkan seberapa baik seseorang dalam memotivasi downline.
b.      Kembangkan sikap
Ini menggambarkan bagaimana seseorang menghargai, peduli dan perhatian kepada downline.
c.       Kembangkan hubungan
Ini menggambarkan seberapa dekat hubungan Anda dengan downline.
d.      Tumbuhkan komitmen
Ini menggambarkan seberapa besar waktu yang seseorang berikan kepada downline.
e.       Tumbuhkan kepemimpinan
Ini menggambarkan seberapa baik diri seseorang menjadi teladan, panutan, memahami, mengerti, dan mempengaruhi downline.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari seluruh penjabaran bab di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis Multi Level Marketing (MLM) merupakan model pemasaran modern, yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan pejabat, penuntut ilmu, bahkan kalangan orang awam. Sehingga, pengamalannya pun berbeda-beda dalam meraih kesuksesan bisnis tersebut. Ada yang langsung percaya dengan iming-iming finansial, ada pula yang masih mempertimbangkannya matang-matang supaya tidak mudah terjerumus ke dalam tipuan yang menyebabkan kebangkrutan dan mencoreng sejarah hidup.
Penting diketahui bahwa bisnis apapun, dengan model apapun, sistem apapun, dan dari nagara manapun, selalu ada sisi positif dan negatifnya. Seringkali mereka yang merupakan produk gagal dari suatu MLM tidak melirik sedikitpun hal-hal positif perusahaan seakan perusahaan itu hanya dipenuhi anomali tanpa hal positif sedikitpun. Padahal, tidak semua kerugian yang dialami konsumen berasal dari perusahaan, karena bisa saja adanya kesalahan strategi dari konsumen dalam menjaring anggota dan memperjualbelikan produk perusahaan. Maka, disinilah tuntutan menguasai strategi bisnis itu berperan.

B.     Saran
Kunci kesuksesan bisnis MLM adalah konsisten, karena bisnis MLM dibangun dengan jaringan, dan jaringan itu hanya akan terbangun jika terus-menerus dibentuk. Jika ditinggalkan di tengah jalan, kemungkinan besar harus memulainya dari awal untuk membangunnya kembali.
Dengan demikian, penulis berharap, penjelasan di atas dapat dijadikan acuan bagi siapapun yang berminat untuk menjadikan bisnis MLM sebagai salah satu sarana untuk mencari penghasilan tambahan.






DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar: